Kamis, 02 Juni 2016

Kain Tenun Songket Sukerare, Pakaian adat Khas Lombok

WISATA LOMBOK - Desa Sukerare merupakan desa penghasil kerajinan tenun songket Lombok yang terkenal. Lokasinya berada di luar jalur jalan negara, Kecamatan Jonggot, Lombok Tengah. Perjalanan menuju desa ini dapat ditempuh menggunakan angkutan umum dari Bertais ke Praya dan turun ketika menjelang sampai di Puyung. Kemudian dapat dilanjutkan dengan memakai jasa ojek menuju Sukarara.

Desa ini berjarak sekitar 25 km dari kota Mataram. Disarankan, bila berkunjung ke desa ini sebaiknya menggunakan kendaraan pribadi atau sewaan, mengingat angkutan umum yang jarang untuk ditemui. 

Seperti dikenal sebelumnya bahwa Sukarara adalah sentra penghasil songket terbesar di Lombok. Hal ini sudah menjadi bagian dari komoditi hingga merambah pasaran luar negeri. Tenun songket merupakan kain tenun yang dibuat dengan teknik menambah benang pakan dengan hiasan-hiasan dari benang sintetis berwarna emas, perak, dan warna lainnya. Hiasan itu disisipkan di antara benang lusi. Terkadang hiasan dapat berupa manik-manik, kerang, maupun uang logam.

Kain Tenun Songket Khas Sukarara Lombok
Kain Tenun Songket Sasak Lombok (c) pasocamino.blogspot.com
Setibanya di Sukarara, maka pengunjung akan langsung disambut oleh kaum perempuan berpakaian adat Sasak. Mereka dengan sigap mendemonstrasikan keterampilan mereka dalam menenun. Beberapa toko biasanya menyuguhkan tontonan teknik-teknik menenun kain songket, hal tersebut dapat langsung dilihat oleh para pengunjung. Teknik-teknik tersebut merupakan teknik tradisional sederhana yang masih dilakukan oleh pengrajin, yakni mulai dari mengolah benang (menggunakan pemberat yang diputar-putar dengan jari-jari tangan, pemberat tersebut berbentuk seperti gasing terbuat dari kayu), hingga menjadi selembar kain yang berwarna warni. Pengunjung yang berminat pun dapat turut serta mencoba menenun seperti perempuan-perempuan sasak itu.


Kain Songket ini dipakai sebagai bagian dari pakaian tradisional suku Sasak yang bernama Baju Lambung (baju wanita), baju adat khas Lombok dengan motif hitam polos dengan variasi bawahan yang beragam, biasanya berbentuk selendang, ikat pinggang atau aksesoris lainnya. Sedangkan untuk yang pria biasanya menggunakan songket sebagai bawahan (pasangan baju adat Tegodek Nongkeq) yang diatur sedemikian rupa sehingga indah dipandang. dan Lihat saja gambar dibawah ini, cantik banget kan kalau baju Lambung dipadukan dengan Kain Songket ini??


Kain tenun rata-rata dikerjakan di rumah (home industry). Hampir setiap rumah memiliki alat tenunnya sendiri. Namun, profesi penenun hanya dilakoni oleh kaum perempuannya saja, sedangkan para pria bekerja sebagai petani di sawah. Ada tradisi unik terkait songket ini, kaum perempuan yang ingin menikah diwajibkan untuk memberikan kain tenun buatannya sendiri kepada pasangan. Apabila belum mampu membuat tenun songket, maka perempuan tersebut belum boleh menikah. Namun, bila nekat ingin menikah juga, maka perempuan tersebut akan dikenakan denda. Denda dapat berupa uang maupun hasil panen padi.

Baju adat Lambung khas Sasak Lombok
Baju adat Lambung dengan kombinasi Selendang Songket (c) fotografindo.com
Tenun Songket Sukerare Lombok Tengah
Kain Tenun Songket Sasak Lombok (c) ninanulis.wordpress.com
baju adat lambung kombinasi kain tenun songket lombok
Baju adat Lambung Dipadukan dengan Kain Tenun Songket saat Nyongkolan (c) uazmiyati.wordpress.com
Baju adat Lambung khas Sasak Lombok
Baju adat Lambung dengan Sabuk Songket (c) www.facebook.com
Kain tenun songket dipadukan dengan baju adat tgodek Nungkeq (c) berita.lombokonline.co.id
Motif-motif songket yang ditawarkan pun sangat beragam, antara lain motif ayam, motif kembang delapan, motif kembang empat, motif begambar tokek yang merupakan simbol keberuntungan, motif pakerot yang berbentuk horizontal, motif trudak yang berwarna violet, dan masih banyak lagi. Masing-masing motif memiliki maknanya sendiri-sendiri.


Untuk menenun satu kain Songket diperlukan minimal satu minggu untuk motif yang sederhana. Semakin rumit motifnya semakin lama waktu yang diperlukan, bisa sampai berbulan-bulan. Satu kain ini dijual mulai dari harga 300an ribu sampai 2 jutaan. Cukup mahal memang, namun mengingat bahan, motif, dan waktu pengerjaannya, harganya cukup masuk akal. Ada ukuran mulai dari anak-anak sampai dewasa.

Desa Sukarara juga memproduksi tenun ikat. Bahan tenun ikat sangat sederhana yakni terbuat dari bahan katun. Waktu produksi tidak membutuhkan waktu yang lama, cukup satu hari penenun dapat menyelesaikan tenun ikat sepanjang 3 meter. Harga tenun ikat pun bervariasi tergantung bahan pewarna kainnya, apabila terbuat dari pewarna kimia maka dibanderol dari harga Rp.100.000-an, sedangkan kain yang terbuat dari pewarna alami maka harga dipatok dikisaran Rp.150.000-an.

Untuk harga tenun songketnya pun bervariasi sesuai dengan ukuran, tingkat kesulitan, dan bahan baku yang dipakai. Paling murah didapati harga Rp.50.000 untuk ukuran taplak meja kecil, sedangkan untuk selendang, syal, dan ikat kepala dapat dibanderol harga sekitar Rp. 100.000. Kain tenunan yang dikombinasikan dengan benang emas bisa bernilai sekitar Rp.1,5 jutaan hingga Rp.2,5 jutaan.

Hal yang paling sulit dari menenun kain ini adalah menentukan motifnya di awal, karena yang terlihat mata di alat tenunnya hanyalah benang, benang, dan benang, dan benang lagi tetapi ketika ditenun bisa menjadi kain bermotif dan berwarna-warni. Bukan hal yang gampang tentunya.


sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/05/kain-tenun-songket-sukerare-pakaian.html

Mengenal Lebih Dekat Keunikan Suku Sasak Bayan

BUDAYA LOMBOK - Berwisata ke berbagai daerah di Indonesia memang sesuatu yang menyenangkan. Adanya beragam budaya adat istiadat, dan juga keindahan alamnya yang menawan membuat Indonesia menjadi salah satu tujuan wisata yang menarik, baik bagi wisatawan mancanegara maupun domestik. Kawasan yang membentang dari Sabang hingga Merauke memiliki beragam jenis kekayaan budaya dan adat istiadat, salah satunya di pulau Lombok dengan beragam suku, adat dan tradisinya. Suku Bayan salah satunya. Suku ini menjadi salah satu suku yang cukup populer disana. 

Mengapa? Tentu saja, karena mereka memiliki budaya dan adat istiadat yang masih sangat diterapkan dan dilestarikan dengan baik oleh masyarakatnya. Meskipun masih berpijak pada budaya dan adat istiadatnya, namun mereka tetap terbuka akan kemajuan zaman termasuk untuk beragam jenis produk zaman sekarang, misalnya penggunaan ponsel, digital camera dan teknologi lainnya. Keunikan inilah yang membuat Suku Bayan cukup dikenal.

ADAT ISTIADAT SUKU BAYAN

Wanita Suku Bayan (c) wisata.kompasiana

Suku Sasak Bayan yang terletak di Desa Bayan, Lombok Utara ini memiliki adat dan budaya yang sangat kental meskipun mereka tidak menutup diri pada budaya modern. Beragam jenis adat dan tradisi masih sangat kental di sana. Salah satunya ialah tradisi dalam melakukan kegiatan dengan orang di luar keluarga inti yang dilakukan khusus di area rumah yang dinamakan Berugaq. 

Berugaq merupakan suatu bangunan terbuka mirip gazebo di area rumah yang memang digunakan untuk melakukan beragam aktivitas dengan orang di luar keluarga inti. Bangunan tersebut berada di luar bangunan rumah namun masih di kawasan yang sama.

Selain itu, tradisi menggunakan pakaian adat juga masih dilestarikan di sana, sehingga jika kita berkunjung ke Desa Bayan dan mengikuti beragam kegiatan, kita harus menggunakan pakaian adat mereka: ikat kepala, songket, dan songket untuk para pria, dan untuk wanita menggunakan kemben serta sarung saja. Budaya Nyirih juga masih sangat kental di Suku ini.

Pada dasarnya Suku Bayan merupakan bagian dari Suku Sasak Lombok yang mendiami Desa Bayan sehingga adat istiadatnya juga kental dengan adat Suku Sasak, sehingga seringkali disebut dengan Suku Sasak Bayan.

WETU TELU di SUKU BAYAN

Upacara Wetu Telu di Bayan Lombok (c) wisata.kompasiana.com
Salah satu hal yang cukup kental dengan kehidupan masyarakat Suku Bayan ialah adanya filsafat luhur di dalamnya, yakni yang disebut dengan “Wetu Telu”. Filsafat ini sangat erat hubungannya dengan masyarakat Suku Bayan ini karena sudah ada dari zaman Raja Bayan.

Yang dimaksud dengan Wetu Telu tersebut ialah kepercayaan bahwa segala jenis proses hidup di dunia tidak dapat terlepaskan dari tiga hal penting yang utama, yakni “menganak”, “menteluk” dan juga “mentiuk”, atau dalam bahasa Indonesia berarti melahirkan, bertelur dan juga berbiji. Filsafat dan kepercayaan tersebut masih dipegang teguh oleh masyarakat Suku Bayan di sana.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/04/mengenal-lebih-dekat-keunikan-suku.html

Desert Point Bangko Bangko, Surganya Para Peselancar

WISATA LOMBOK - Bagi para pecinta Surfing / selancar, salah satu spot point yang paling terkenal di Indonesia adalah Desert Point alias Bangko-bangko yang terletak di Kecamatan Sekotong Lombok Barat, tepatnya di barat daya Pesisir Lombok. Jika anda berwisata ke Bali, ada baiknya mencoba berkunjung ke tempat wisata ternama ini. Dengan menggunakan kapal laut Ferry menuju pelabuhan Lembar, lalu dari Lembar anda tinggal menyewa jasa travel atau mobil sewaan yang bisa di jumpai di sekitaran Lembar. Lama perjalanan menuju Desert Point kurang lebih 2 Jam dari Lembar.  Selain itu anda bisa langsung menyewa kapal langsung dari Bali, jika dari Kuta Bali anda hanya menghabiskan waktu 3jam menuju Bangko-bangko.
Infrastruktur Jalan dari Labuan Poh (Sekotong Barat) hingga ke Bangko-bangko memang kurang bagus, jalanan yang sedikit berbatu dan berkelok kelok serta menanjak rasanya akan menghabiskan banyak waktu dan modal. Namun jangan salah, saat musim surfing datang, banyak peselancar kelas dunia yang rela menginap berlama lama di pondok pondok sederhana di pinggir pantai demi menjumpai ombak ganas yang dikatakan berkelas Totally Epic tersebut.
Pantai Bangko Bangko Sekotong
Desa Bangko Bangko Sekotong (c) fantastic-lombok.com
Saat ini Desert Point dinobatkan menjadi salah satu tujuan wisata selancar terfavorit di dunia dan menempati urutan ke 6 dalam susunan “10 Pantai tujuan Surfing dengan Ombak terganas” versi International surfing Association. Maka tidak mengherankan jika belakangan kemudian muncul kompetisi kompetisi adu nyali di tempat ini.

Desert Point Bangko-bangko memiliki jenis ombak khas yaitu Ombak Kiri, dimana ketika berselancar, ada saat yang dinamakan “lefthand” yakni ketika terdorong ombak hanya bisa meluncur ke sisi kiri. Desert Point juga sering disebut sebagai pantai dengan ombak terbaik di Bumi ini. Anda bisa menemukan ombak berbentuk dinding cekung selama 10 detik atau bahkan mencapai 20 detik lamanya dengan dinding terpanjang yang mencapai 300 meter, sebuah moment penting yang paling ditunggu oleh para peselancar.

Waktu terbaik jika anda ingin mengunjungi Desert Point adalah pada kisaran bulan Mei hingga Oktober, dimana bulan bulan tersebut adalah saat ombak pasang naik atau turun. Kadang kadang, bisa sampai berminggu-minggu lamanya tanpa ombak, namun begitu ketika ombak datang semua penantian akan terbayar sudah.
Surfing di Desert Point bangko bangko
Surfing di Bangko bangko (c) initempatwisata.com
View Pantai Bangko Bangko (c) deddydsfotografie.blogspot.com
Surfing di Bangko bangko
Aktifitas Surfing (c) panoramio.com
Pantai bangko Bangko Sekotong
Selamat pagi Bangko-Bangko (c) nationalgeographic.co.id Forum
Jika Anda berminat untuk surfing di Desert Point, pastikan kondisi kesehatan Anda cukup fit / cukup siap untuk perjalanan jauh dengan medan tempuh yang lumayan berat. Waspadai juga terhadap kemungkinan malaria. Dan yang terpenting, Anda harus sabar menunggu hingga ombak terbaik datang.

Siap berselancar ke Bangko-bangko ?? Lihat Referensi Penginapan dan Hotel Murah disini !!!

Selain menawarkan keindahan ombak untuk berselancar, kondisi pantainya yang bervariasi dari datar, bergelombang dan berbukit dengan bebatuan alam yang tampak kokoh dan pasir putihnya yang menghiasi pantai dibagian barat kawasan , Bangko-bangko juga menawarkan keindahan biota bawah laut kepada anda sehingga anda juga bisa melakukan kegiatan menyelam, snorkeling atau sekedar memanjakan badan dengan berendam di Pantai.

Pesona wisata lain yang tak kalah menarik adalah wisata trekking dan sejarah di kawasan “Taman Wisata Alam Bangko-bangko” seluas 2.169 Ha. Hutan Taman Wisata Alam Bangko Bangko termasuk dalam tipe ekosistem hutan pantai dan hutan musim dataran rendah serta hutan mangrove. Vegetasi pantai Bangko Bangko terdiri dari jenis antara lain Biduri (Calothropus gigantea), Pandan Laut (Pandanus sp). Jenis tumbuhan yang dapat dijumpai di bentang hutan musim dataran rendah diantaranya Bajur (Pterospermum javanicum), Kesambi (Schleicera oleosa), Waru (Hibiscus tiliaceus), sedangkan pada vegetasi mangrove dapat dijumpai jenis-jenis antara lain Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Ceriops tagal. Jangan lupa untuk menyempatkan diri melihat sisa-sisa peninggalan jaman penjajahan Jepang berupa puing-puing benteng pemantau pertahanan Jepang lengkap dengan meriam yang terletak dalam sebuah bukit.

Untuk mencapai kawasan wisata internasional ini anda bisa mulai dari Mataram – Sekotong – lalu ke Bangko Bangko dengan jarak kurang lebih 70 kilometer dengan lama waktu tempuh sekitar dua jam, menggunakan kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Jika Anda menggunakan angkutan umum, bisa dimulai dari Terminal Mandalika Bertais tujuan Lembar, kemudian dari terminal Lembar naik angkutan umum jurusan Labuhan Poh.
Sepulang anda dari kawasan Pantai Bangko-bangko, anda bisa mampir perkampungan para nelayan, berbagai jenis ikan laut bisa dibeli disini dengan harga murah sebagai oleh oleh untuk orang orang tercinta yang menanti dirumah. Jika ingin menginap dan menghabiskan waktu senggang di daerah ini, beberapa hotel terdekat yang bisa menjadi pilihan anda bisa dilihat di link ini.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2014/09/desert-point-bangko-bangko-surganya.html

Opak Pelecing Khas Lombok Utara

KULINER LOMBOK - Hari Minggu 21 April 2013 kemarin, saya berkunjung ke Kampung Kelahiran di Desa Lekok, Kecamatan Gangga Kabupaten Lombok Utara. Suasananya tidak banyak berubah dan tetap asri seperti bertahun-tahun yang lalu. Udara pantai dan bukit yang segar meniup membuat wajah menjadi sejuk.

Saat berkunjung ke daerah manapun, satu hal yang tidak dapat dihindari dan merupakan kewajiban adalah mencoba kuliner khas. Mungkin makanan ini tidak asing bagi saya dan beberapa orang yang berasal dari Lombok Utara. Namun bagi orang lain, makanan ini terbilang cukup unik dan menarik, karena perpaduan antara Opak yang terbuat dari ubi dengan Pelecing Kangkung.

Opak yang biasa dimakan menggunakan sambal atau bahkan dicelup ke kopi hitam kali ini disajikan menggunakan pelecing, tanpa nasi dan tanpa lauk lainnya. Rasanya sangat lezat, apalagi opak yang renyah seperti kerupuk menjadi melempem karena sambal pelecing tadi.
Opak Pelecing Khas Lombok Utara (c) infolombok.net

Jika anda berkunjung ke Lombok Utara jangan lupa untuk menyicipi menu kuliner Opek Pelecing Khas Lombok Utara ini ya. Untuk aneka pilihan hotel terdekat di sekitar Lombok Utara, anda bisa menjatuhkan pilihan di The Oberoi Hotel, Tugu Lombok Hotel, The Lombok Lodge, Medana Resort, Villa Gili Sunset, Medana Bay Marine dan Gondang Beach Hotel.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2013/06/opak-pelecing-khas-lombok-utara.html

Air Terjun Asin Tanjung Jagog, Fenomena Unik Pantai Nambung di Lombok

Wisata di Lombok - Di Pesisir Pantai Nambung, Dusun Pengantap Desa Buwun mas Kecamatan Sekotong - Lombok Barat terdapat fenomena alam yang sangat unik. Pantai Nambung yang dijuluki "Tanjung Jagog" ini dipenuhi batuan karang yang besar bak Green Canyon di luar negeri sana. Deretan batuan karang yang tinggi tersebut ketika disapu oleh ombak besar yang datang dari sisi timur selatan akan membentuk sebuah panorama alam yang keren. Hantaman ombak yang datang ke batu karangnya akan terlihat seperti sebuah Air Terjun.
Pantai Nambung terletak di bagian selatan Pulau Lombok, berbatasan dengan Samudera Hindia yang berombak besar dan bergulung gulung. Ini kemudian menyebabkan beberapa titik di lokasi perbatasan samudera tersebut lebih menjadi prioritas tempat surfing atau berselancar, kurang aman untuk berenang atau bersnorkeling dengan keluarga dan anak anak.
Air terjun asin di Tanjung Jagog, Pantai Nambung Lombok
Air Terjun Asing di Tanjung Jagog, Pantai Nambung Lombok (c) Nandy Photography
Akan tetapi, dengan isi lautnya yang lebih banyak dihuni oleh ikan ikan berukuran besar dan monster, lokasi perairan yang berupa teluk di bagian ini juga sering kali menjadi tujuan memancing dan menangkap ikan para nelayan nelayan luar Lombok.
Pantai Nambung dengan Air Terjun Asin nya di Tanjung Jagog kini menjadi salah satu destinasi wisata Lombok yang mulai dilirik para pelancong asing maupun lokal. Sebuah hempasan ombak besar yang diikuti dengan turunnya air laut di tebing bebatuan dan karang setinggi 10 meter, menghadirkan view air terjun yang menakjubkan, aliran Air Terjun Asin ini hampir mirip dengan view air terjun Benang Stokel atau Benang Kelambu di Wilayah Lombok Tengah sana.
Keindahan Air Terjun Tanjung Jagog ini seringkali menggoda hati para pengunjungnya untuk mengabadikan moment-moment indah itu, namun saran saya jangan sekali sekali mencoba untuk memanjakan diri di bawah aliran air terjun tersebut hanya demi sebuah dokumentasi keren atau sekedar uji nyali, karena beberapa waktu yang lalu seorang pengunjung remaja yang mencoba uji nyali dibawah aliran air terjun ini mengalami cidera patah tulang punggung karena dihempas oleh terjangan air terjun ke bebatuan.
Pemandangan pesisir pantai berpasir putih seperti merica juga bisa anda temui ditempat ini, karena pantai Nambung ini masih segaris dengan wilayah Pantai Kute, Pantai Mawun ataupun Pantai Selong Belanak di Lombok Tengah sana. Selain lautan yang membiru dengan pemandangan gunung gunung indah di pinggirnya, Pantai Nambung juga masih dikategorikan destinasi wisata yang baru di Lombok, kenyamanan yang terkesan alami, keramahtamahan penduduk setempat, ataupun fasilitas fasilitas umum yang agak susah anda temui ditempat ini, bahkan untuk sekedar parkirpun anda harus menitipkan kendaraan di rumah rumah penduduk sekitarnya.
Untuk menuju ke Air Terjun Pantai Nambung, sebaiknya anda memakai kendaraan pribadi atau menggunakan jasa transportasi charter di sekitar wilayah Gerung. Jika starting point adalah Kota Mataram, anda membutuhkan waktu kurang lebih 2.5 Jam untuk mencapai Pantai Nambung, rutenya dari Mataram kemudian menuju Gerung dan terus ke arah Pelabuhan Lembar. Di pertigaan Segenter (Lembar) anda belok kiri menuju rute wilayah Sekotong. Jika sampai di Sekotong Tengah (ditandai dengan kantor polisi Sektor Sekotong sebelum pertigaan), setibanya di pertigaan Sekotong belok kiri saja, anda akan melalui jalur Teluk Sepi sekitar 8Km dengan akses jalan yang sudah beraspal bagus. 
Setelah melewati tanjakan dan turunan sepanjang 2Km ke arah Teluk Sepi, lurus saja di pertigaan Pasar Buwun Mas sejauh 4km ke arah timur. Sepanjang 1km sebelum mencapai Pantai Nambung anda akan disuguhkan dengan view pantai yang indah di sisi kanan jalan dengan beberapa gili di tengahnya. 
Sepanjang perjalanan dari Teluk Sepi ke Pantai Nambung memang terkesan sedikit sepi, namun tidak perlu khawatir, daerah ini cukup aman walaupun menyisiri tepian bebukitan dan sisi pantai yang dipenuhi pepohonan sejenis Mangrove. Sesampainya di sebuah tikungan dengan view bukit dan menanjak, anda akan melihat sebuah papan nama sederhana bertuliskan Pantai Nambung yang dibuat oleh warga. Mampir saja di rumah rumah penduduk dan tanyakan lokasi Tanjung Jagog, anda bisa memarkirkan kendaraan anda di rumah rumah penduduk atau di tempat parkir umum yang sudah di sediakan. 
Pantai Nambung di Sekotong
Pemandangan Sekitar Pantai Nambung (c) caderabdul.wordpress.com
Dari area rumah penduduk, anda harus berjalan kaki sejauh 500 meter menyisir pasir putih dan bebatuan pinggir pantai untuk menyaksikan fenomena alam yang cantik ini. Berhati-hatilah melewati bebatuannya, karena selain licin bebatuan ini juga sedikit tajam. Jika kurang yakin untuk berjalan sendiri, cari saja sebuah gubuk sederhana terdekat dengan air terjun tersebut, seorang nelayan tua bernama Pak Tahir akan senang sekali membantu anda menuju lokasi air Terjun asin Tanjung Jagog.

VIDEO AIR TERJUN TANJUNG JAGOG DI PANTAI NAMBUNG
Untuk mendapatkan view air terjun yang dahsyat, saran saya datanglah di kisaran jam 10.00 pagi sampai jam 03.00 sore, karena saat air laut surut maka volume ombak yang datang dan membentuk aliran air terjun akan kurang besar atau bahkan tidak ada sama sekali. Untuk pilihan akomodasi atau hotel di sekitar tempat ini belum ada, namun anda bisa memilih beberapa hotel terbaik yang ada di wilayah Sekotong Barat diantaranya adalah Cocotinus Sekotong, Krisna Bungalows, Villa Yukie dan lainnya. Klik disini untuk lebih detail.
 
Sumber: http://www.wisatadilombok.com/2014/10/air-terjun-asin-tanjung-jagog-fenomena.html

Sejarah Nusa Tenggara Barat Periode Awal Perkembangan Islam

Sejarah Lombok - Pada awal pemerintahan raja-raja di Nusa Tenggara Barat, pengaruh agama Hindu sangat kuat. Hal itu tidak dapat dilepaskan dari pengaruh ekspansi kerajaan Majapahit ke wilayah itu. Namun dengan runtuhnya kerajaan Majapahit menjadikan pengaruh agama Hindu mulai berkurang seiring dengan mulainya pengaruh agama Islam di kalangan masyarakat pesisir. 
 
Munculnya kerajaan Demak di Jawa Tengah membawa pengaruh besar pada meluasnya ajaran agama Islam di Nusa Tenggara Barat. Pengaruh agama Islam di wilayah Nusa Tenggara Barat ini pada umumnya dibawa oleh orang Melayu.
 
Makam Batulayar Lombok (c) google.com
Pengaruh agama Islam di Bima ini tidak bisa dilepaskan dari dukungan Raja I Maliingkaang Daeng-Mannyonriq (1570-1636) dari Makassar, yang kemudian dikenal dengan nama Karaeng Matoaya yang memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam di wilayah itu. 
 
Pengaruh agama Islam dalam kerajaan Bima ini mulai muncul sejak pemerintahan Raja Manuru Salehi sekitar tahun 1605 dan mulai berkembang pesat pada masa pemerintahan Raja Abdul Kahir (1620-1640).

Raja Abdul Kahir disebut juga sebagai Sultan Bima I, karena beliau adalah raja yang pertama kali memeluk agama Islam di Bima, sehingga dianggap sebagai pemisah dengan raja Bima sebelumnya yang menganut agama Hindu. Agama Islam kemudian menjadi agama resmi raja-raja di Nusa Tenggara Barat.
 
sumber: http://www.wisatadilombok.com/2015/05/sejarah-nusa-tenggara-barat-periode_18.html

Kawasan Wisata Pura Suranadi


Jika Anda ingin merasakan pembaruan spiritual, serta menikmati kesegaran alam, sekaligus mencicipi masakan tradisional Pulau Lombok, Kawasan Wisata Pura Suranadi merupakan pilihan yang tepat. Di kawasan ini, Anda akan menemukan tiga tempat dengan keunikan pengalaman yang berbeda.

Tak hanya di Pulau Bali saja, Anda pastinya bisa dengan mudah menemukan pura di Pulau Lombok. Pura-pura di Lombok mayoritas dibangun pada abad ke-18. Setiap pura memiliki ciri khas dan keunikan yang berbeda-beda. Jika Anda berkunjung ke Pura Suranadi, Anda akan menemukan karakteristik pura ini. yaitu lima pancuran suci. Kelima pancuran ini bersumber dari gunung Rinjani. Dari kelima pancuran tersebut pura ini memiliki julukan “Pura Panca Tirta”.

Kawasan Wisata Pura Suranadi LombokKelima pancuran suci ini dipercaya dapat menyembuhkan berbagai penyakit, yang dalam bahasa Sasak disebut “Ngentas Male”. Masyarakat Hindu percaya bahwa setelah berdoa, kemudian menyucikan diri dengan air dari kelima pancuran tersebut, maka mereka akan mendapatkan kehidupan yang baru atau “Suranadi”.

Menurut legenda, pancuran suci ini berhubungan dengan seorang penyebar agama Hindu dari India yang bernama Dang Hyang Nirlata. Ia menyebarkan ajaran Hindu mulai dari Jawa, Bali, dan kemudian ke Lombok hanya dengan berjalan kaki. Ia selalu membawa sebuah tongkat. Saat mencapai Lombok, ia dan rombongannya sampai ke kawasan Suranadi. Di kawasan ini mereka beristirahat empat kali. Dan setiap beristirahat, Dang Hyang Nirlata menancapkan tongkatnya ke tanah dan keluarlah air yang bersih. Demikian empat dari lima pancuran tercipta.

Pancuran yang pertama disebut “air suci pembersih”. Yang kedua disebut “air suci pengentas”. Yang ketiga disebut “air suci pelukatan”, dan yang keempat disebut “air suci petirta”. Untuk mengingat jasa Dang Hyang Nirlata, umat Hindu di Pulau Lombok bagian Barat mengadakan upacara setiap bulan purnama Sasih Kapat (sekitar bulan Oktober dan November).

Memasuki area Pura Suranadi, Anda akan menemui tiga area yang terbagi. Yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Utama Mandala merupakan tempat yang paling suci, karena di pura inilah umat Hindu memanjatkan doa. Tidak semua orang boleh masuk ke Utama Mandala. Sedangkan dua tempat yang lain digunakan untuk aktivitas selain berdoa. Uniknya, Nista Mandala dan Madya Mandala letaknya dipisahkan oleh Jalan Wisata Suranadi.

Setelah “membersihkan diri” di Pura Suranadi, Anda bisa mengunjungi Taman Pemandian Suranadi yang berada di sebelah Selatan pura. Air di kolam utamanya berasal dari mata air. Jika Anda ingin merasakan kesegaran di bawah pancuran, Anda bisa menuju ke Pancuran Sembilan. Pacuran Sembilan ini mengalir dari sungai kecil yang berada di sebelah Barat taman.

Tak jauh dari Pura Suranadi, sekitar 100 Meter, Anda bisa menikmari pemandangan alam dan udaranya yang sejuk nan segar di Taman Wisata Alam Suranadi. Udara di tempat ini sangat sejuk. Karena hutan yang mengelilingi taman wisata alam ini masih terlindung dan terawat dengan baik. Di dalam Taman Wisata Alam Suranadi, Anda tak hanya menemui pepohonan bersar dan rimbun saja. Sesekali Anda akan menemukan tanaman langka, dan juga satwa-satwa liar seperti kijang, kera, dan berbagai macam burung.

sumber: http://id.lombokindonesia.org/pura-suranadi-lombok/